dr. Muhammad Isman Sandira, M.Kes

 

Tak jarang, orang tua dihadapkan pada kondisi di mana anak-anak malas untuk makan. Mereka akan terus menolak jika Anda berusaha memberikan mereka makan. Kondisi tersebut bahkan bisa membuat Anda stres dan khawatir terhadap tumbuh kembang si Kecil.

Pada kebanyakan kasus, anak-anak yang menolak untuk makan bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan karena disebabkan oleh kondisi normal. Misalnya, kecenderungan selera anak, tidak lapar, enggan mencoba makanan baru, atau sedang sakit.

Selain penyebab tersebut, beberapa anak mungkin mengalami kondisi yang lebih serius. Jika tidak segera diidentifikasi dan ditangani, kebiasaan makan seperti itu akan terbawa hingga dewasa. Akibatnya, mereka bisa rentan mengalami gangguan keseimbangan gizi.

Biasanya anak-anak mulai malas makan saat mereka mulai aktif bergerak, yakni pada usia 1-3 tahun.

 

Perbedaan Picky Eater dan Selective Eater

Ketika anak Anda menolak untuk makan, maka hal pertama yang Anda pikirkan adalah anak sedang mengalami gangguan pola makan seperti picky eater.

Picky eater adalah kondisi ketika seseorang menolak untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan tertentu, atau hanya ingin makan satu jenis makanan pada satu kelompok makanan tertentu. Misalnya, mereka menolak makan nasi sebagai karbohidrat, namun masih ingin makan mi atau roti.

Selain soal jenis makanan, biasanya anak-anak yang picky eater juga menolak untuk makan dalam jumlah yang cukup. Hanya beberapa sendok atau suap hingga mereka merasa bosan dan tidak ingin lagi makan. Walaupun begitu, mereka tetap masih memiliki keinginan untuk makan.

Sementara itu, selective eater adalah kondisi yang lebih parah. anak-anak yang selective eater menolak semua jenis makanan dalam kelompok tertentu. Contohnya, mereka sama sekali tidak ingin mengonsumsi sumber karbohidrat, baik itu nasi, roti, maupun mi. Kondisi ini membuat mereka sangat berisiko mengalami gangguan gizi ke depannya.

Jadi, jangan salah mengenali kondisi anak Anda. Karena kondisi selective eating lebih mengkhawatirkan ketimbang picky eating, penting bagi setiap orang tua untuk mengidentifikasinya sedini mungkin.

 

Bahaya Selective Eater

Selective eater akan menyebabkan anak-anak kekurangan berbagai nutrisi yang mereka butuhkan. Kondisi ini dapat terlihat dari penurunan badan yang drastis, munculnya gangguan pencernaan, kelemahan tulang dan otot, dan lainnya.

Tak hanya itu, selective eating juga dapat menurunkan sistem imun anak. Hal ini akan tampak pada seringnya anak Anda mengalami sakit, dan semakin lamanya proses penyembuhan luka jika mereka mengalami trauma atau cedera.

Jika kondisinya terus berlanjut, tubuh akan dipaksa untuk memperlambat semua proses metabolisme. Akibatnya, bisa terjadi berbagai masalah kesehatan yang serius. Salah satunya adalah gangguan keseimbangan elektrolit yang dapat berakhir dengan henti jantung.

 

Cara Mengatasi Anak yang Selective Eater

Lakukan konsultasi rutin dengan dokter spesialis gizi anak atau konseling lainnya untuk menemukan solusi dari masalah yang dialami oleh anak Anda. Mereka mungkin membutuhkan diet yang lebih spesifik dan mendapatkan tambahan suplemen. Hal itu penting untuk membantu anak Anda kembali mencapai berat badan yang ideal.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk mengatasi masalah gangguan makan pada anak:

1.  Children see, children do. Berikan contoh makan yang baik kepada anak. Jika Anda ingin memberi makan sayur dan buah kepada mereka, cobalah untuk makan sayur dan buah terlebih dahulu dan perlihatkan hal itu kepada anak agar mereka mau menirunya.

2.   Anda dapat menyajikan makanan dalam porsi kecil. Usahakan selalu menyediakan makanan dengan gizi seimbang setiap harinya.

3.    Sebaiknya sajikan makanan di meja yang terjangkau agar mereka lebih leluasa menggapai sendiri makanannya.

4. Jika ingin memberikan makanan baru, jangan langsung menyerah jika anak langsung menolak. Paparkan makanan baru tadi kepada anak sebanyak 10-15 kali.

5.    Berikan contoh makan yang menyenangkan. Jika anak melihat orang lain makan makanan serupa, anak akan lebih tertarik untuk mencoba.

6.  Anda harus tetap tenang, jangan paksa anak untuk makan. Hindari pemberian makanan dengan emosi, karena justru dapat membuat mereka menjadi trauma.

Itulah beberapa saran yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebiasaan pilih-pilih makanan pada anak Anda. Semoga bermanfaat!

Baca Juga