dr. Muhammad Isman Sandira, M.Kes

 

Anda mungkin sering mendengar sebuah pernyataan bahwa sebagian besar tubuh kita terdiri dari air. Benarkah demikian? Faktanya, air dalam tubuh kita nyaris tidak pernah berdiri sendiri. Mereka akan selalu bersama dengan elektrolit di dalam tubuh.

Elektrolit adalah berbagai jenis mineral yang larut di dalam air, seperti sodium atau natrium, potasium, kalsium, fosfat, dan magnesium. Elektrolit-elektrolit ini memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh Anda. Misalnya, sodium berguna untuk fungsi saraf dan otot.

Apa Itu Gangguan Elektrolit?

Jumlah elektrolit di dalam tubuh diatur dengan sangat baik oleh berbagai mekanisme dalam tubuh. Namun kadang pada beberapa kondisi, komposisi elektrolit di dalam tubuh menjadi tidak seimbang, seperti lebih tinggi atau justru sangat rendah dari normal. Kondisi itu dikenal sebagai gangguan elektrolit.

Perlu diketahui bahwa gangguan elektrolit lebih rawan dialami oleh anak-anak. Mengapa demikian?

Hal itu dikarenakan komposisi cairan tubuh (air dan elektrolit) anak-anak lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Namun, walaupun secara komposisi lebih tinggi, jumlahnya ternyata jauh lebih rendah. Itulah mengapa anak-anak lebih rawan mengalami gangguan elektrolit.

Gejala dan Penyebab Gangguan Elektrolit

Sebenarnya gejala yang muncul sangat bervariasi, tergantung pada jenis elektrolit yang bermasalah. Gangguan keseimbangan elektrolit yang masih ringan hingga sedang biasanya tidak memunculkan gejala. Gejala-gejala dapat muncul jika anak Anda mengalami gangguan keseimbangan elektrolit yang cukup berat.

Beberapa jenis elektrolit yang sering mengalami gangguan adalah kalsium, potasium, dan sodium. Berikut ini gejala dan penyebab gangguan elektrolit pada anak berdasarkan jenis elektrolitnya:

1.    Kalsium

Ketika anak Anda memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit kalsium di dalam tubuh, berbagai penyakit yang dapat muncul adalah batu ginjal, nyeri perut, kelemahan, spasme otot, dan ganggaun irama jantung (aritmia).

 

Anak-anak dengan penyakit ginjal kronis atau penyakit tiroid seperti Grave’s disease berpotensi memiliki kadar kalsium yang tinggi. Sedangkan rendahnya kadar kalsium biasanya ditemukan pada anak-anak yang mengalami gangguan nutrisi.

 

2.    Potasium

Jika anak Anda defisiensi atau kekurangan potasium, mereka akan mengalami berbagai gejala ringan seperti kram perut dan tekanan darah rendah (hipotensi).

 

Hal yang lebih parah dapat terjadi jika mereka mengalami kelebihan potasium. Anak Anda akan menderita gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan kematian.

 

Seorang anak berisiko mengalami defisiensi potasium jika mereka memiliki komplikasi diabetes tipe 1, yaitu ketoasidosis diabetik. Sementara, kadar potasium cenderung meningkat pada anak-anak yang mengalami fungsi ginjal yang buruk.

 

3.    Sodium atau Natrium

Sodium atau biasa disebut dengan natrium membantu menjaga jumlah cairan di dalam tubuh. Gejala yang dapat muncul dari adanya gangguan kesimbangan sodium adalah rasa lemah, bingung, pembengkakan, kejang, bahkan koma.

 

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan sodium adalah dehidrasi berat, keringat berlebih, luka bakar yang berat, dan adanya masalah pada ginjal.

Biasanya kadar elektrolit tubuh sangat terkait dengan keseimbangan cairan. Maka dari itu, dengan menjaga hidrasi anak, mereka akan terhindari dari gangguan keseimbangan elektrolit.

Perhatikan juga pola makan anak untuk menjaga keseimbangan elektrolit mereka. Anda perlu memastikan anak mengonsumsi cukup sayur, buah, dan bisa ditambahkan susu  yang kaya akan mineral.

Beberapa makanan yang kaya akan natrium adalah keju, daging, ikan, dan yang menjadi sumber utamanya adalah garam dapur. Untuk kalium, mayoritas terkandung dalam sayur dan buah, terutama pisang, alpukat, kentang, dan kacang. Sedangkan kalsium banyak terdapat dalam sayur-sayuran hijau, susu, keju, dan kacang-kacangan.

Segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami dehidrasi sedang hingga berat dengan gejala berikut:

      Tampak tidak ingin lagi minum

      Terlihat sangat lemas

      Jumlah urine yang sangat sedikit dengan warna pekat

      Bibir kering dan mata yang cekung

      Muntah-muntah hebat sehingga tidak dapat minum atau makan lagi

Gangguan elektrolit yang berat bisa mengganggu tumbuh kembang anak.  Jadi pastikan Anda mengenali gejala serta penyebabnya. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.

Baca Juga